Bacitracin tergolong pada obat antibiotik yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi Infeksi bakteri pada kulit yang luka. Bacitracin tersedia dalam bentuk sediaan intramuskular dan topical.
Bentuk Sediaan Topical
Sediaan Topical mengatasi Infeksi yang bersifat superfisial, misalnya pioderma atau impetigo. Selain itu, Bacitracin juga dapat digunakan untuk mencegah Infeksi pada luka bakar ringan. Sementara itu, untuk penggunaan pada mata, Bacitracin dapat digunakan untuk menatalaksana infeksi pada mata, seperti blefaritis, biefarokonjungtivitis, konjungtivitis bakterial, kertitis dan keratokonjungtivitis.
Sediaan Bacitracin topikal, tidak membutuhkan penyesuaian kondisi untuk gangguan hepar maupun ginjal. Namun, pada pemberian sistemik, meskipun tidak ada penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan hepar, pemberiannya tetap perlu diperhatikan karena dapat terjadi Syndrome Hepatorenal. Karenanya pemberian secara sistemik tidak disarankan pada pasien dengan gangguan ginjal.
Bentuk Sediaan Intramuskular
Untuk injeksi intramuskular hanya diberikan kepada bayi dengan indikasi yang jelas. Dosis yang diberikan tergantung dari berat badan anak. Untuk bayi dengan berat badan <2500 gram, dosis yang diberikan adalah 900 unit/kgBB/hari, sedangkan untuk bayi dengan berat badan >2500 gram, dosis yang diberikan adalah 1000 unit /kgBB/hari. Pemberiannya dibagi menjadi 2-3 dosis. Satu unit Bacitracin setara dengan 0,026 mg Bacitracin. Bacitracin yang diberikan secara intramuskular tidak boleh diberikan lebih dari 12 hari. Sementara pemberian Bacitracin melalui intravena tidak disarankan karena dapat menyebabkan tromboflebitis.
Cara Penggunaan Bacitracin
Bacitracin dalam bentuk serbuk untuk injeksi perlu dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Larutan yang digunakan berupa natrium klorida yang mengandung hidroklorida prokain 2 %. Untuk pelarut yang mengandung paraben sebaiknya tidak digunakan karena akan membuat larutan menjadi keruh dan terbentuk presipitasi. Setelah dilarutkan, konsentrasi Bacitracin tidak boleh kurang dari 5.000 unit per ml atau melebihi 10.000 unit per ml. Bacitracin yang telah dilarutkan ini dapat disimpan di dalam kulkas dengan suhu 2-8 derajat Celcius dan dapat bertahan selama satu minggu.
Cara Penggunaan Bacitracin Intramuskular
Bacitracin biasanya diberikan secara intramuskular di daerah bokong. Disarankan penyuntikan dilakukan di daerah berbeda pada setiap penyuntikannya. Sediaan serbuk untuk injeksi dapat juga digunakan sebagai larutan untuk irigasi dengan cara melarutkan serbuk dengan NaCl 0,9% atau akuades steril sehingga menjadi larutan dengan kandungan Bacitracin 250-1000 unit per ml. Jika dalam suhu ruang, larutan ini harus segera digunakan, karena dapat terdegradasi dengan cepat. Untuk menghindarinya, larutan dapat disimpan dalam kulkas dengan suhu 2-8 di derajat Celcius sehingga dapat bertahan sampai satu minggu.
Cara Penggunaan Bacitracin Topical
Sebelum menggunakan Bacitracin topical, pasien perlu memperhatikan sediaan Bacitracin dengan seksama. Bacitracin topical untuk kulit hanya dapat digunakan untuk kulit, tidak dapat digunakan pada mata ataupun telinga. Bacitracin yang digunakan pada kulit dapat dioleskan pada lesi superfisial sebanyak 2-4 kali sehari. Namun, sebelum digunakan, area kulit yang akan diolesi obat harus dibersihkan terlebih dahulu.
Setelah diolesi, lesi kulit dapat dibiarkan terbuka atau ditutupi dengan dressing sesuai, dan penggunaannya tidak boleh melebihi 7 hari. Bacitracin topical untuk mata dapat diberikan secara langsung pada conjunctival sac. Sebelum digunakan, mata harus dibersihkan terlebih dahulu. Apabila pada lesi mata terdapat krusta, misalnya pada kasus blefaritis, krusta perlu diangkat dan dibersihkan terlebih dahulu. Salep dioleskan secara langsung dari tube dan bagian ujung tube tidak boleh bersentuhan dengan mata, kelopak mata, ujung jari atau benda lainnya. Pasien yang sedang mengalami infeksi mata disarankan untuk tidak menggunakan lensa kontak.